Catatan Patah Hati
Di goreskan oleh Yunna , Selasa, 07 Desember 2010 08.36
Ada sesuatu yang terasa berbeda.
Hati dan pikiranku sama sekali tak bisa berhenti untuk gelisah.
Bertanya-tanya apa yang terjadi.
Apa yang kurasakan. Apa yang kuinginkan.
Ingin kutusuk jantungku.
Agar ia berhenti gelisah. Berhenti mendetakkan suara yang membuatku semaik jatuh dan kalut.
Ingin ku ambil nafasmu.
Menggantikan deru nafasku yang semakin terasa pendek dan menyesakkan. Membuatku kehilangan semua kesadaran atas dirimu.
Ingin ku buang semua pandanganku.
Agar aku tak lagi mencari bayang dan cahayamu. Yang terus menghipnotis pikiranku.
Semua kulakukan untuk menghapusmu. Hilang.
Aku ingin lumpuh.
Agar aku tak pernah bisa lagi mengejar debumu yang terbang bersama angin. Luruh bersama hujan.
Membuatmu mati dari diriku.
Hati dan pikiranku sama sekali tak bisa berhenti untuk gelisah.
Bertanya-tanya apa yang terjadi.
Apa yang kurasakan. Apa yang kuinginkan.
Ingin kutusuk jantungku.
Agar ia berhenti gelisah. Berhenti mendetakkan suara yang membuatku semaik jatuh dan kalut.
Ingin ku ambil nafasmu.
Menggantikan deru nafasku yang semakin terasa pendek dan menyesakkan. Membuatku kehilangan semua kesadaran atas dirimu.
Ingin ku buang semua pandanganku.
Agar aku tak lagi mencari bayang dan cahayamu. Yang terus menghipnotis pikiranku.
Semua kulakukan untuk menghapusmu. Hilang.
Aku ingin lumpuh.
Agar aku tak pernah bisa lagi mengejar debumu yang terbang bersama angin. Luruh bersama hujan.
Membuatmu mati dari diriku.
Seorang teman berkomentar sambil menggeleng-geleng kepala saat membaca puisi di atas. Komentarnya,
"Sebegitu berpengaruhkan ia bagimu?"
Aku memang menulis itu saat aku benar - benar dalam keadaan tak stabil. Bingung, gelisah, takut dan sekaligus patah hati. Semuanya terasa campur aduk dan membuatku sama sekali tak bisa tenang. Akhirnya sebagai pelampiasan aku menulis puisi itu.
Tapi kalau kurunut lagi kebelakang, dia memang berdampak besar bagiku. Dia membawa banyak pengaruh dan hal-hal baru ke dalam kehidupanku. Dia datang membawa senyuman, tangisan, tawa dan semua ekspresi kehidupan bagiku.
Namun, justru karena itulah aku ingin benar-benar menghapus dia dari pikiranku. Karena dengan mengingatnya aku akan merasakan lagi perasaan yang dulu membuatku begitu kacau. Begitu takut.
Sekarang, aku sama sekali tak tahu apa-apa tentang dia. Sedih?
Tidak. Kurasa tidak.
Aku merasa itu adalah sebuah petunjuk agar aku mencari seseorang yang lebih baik. Agar aku bisa melihat ke depan lebih baik lagi. Dan aku merasa lega telah bisa 'membunuhnya dari diriku'.
Catatan Yunna:
Sedikit catatan tentang aku saat patah hati. Awalnya memang down, tapi seiring berjalannya waktu aku baik-baik saja. Bertemu dengan banyak teman baru membuatku belajar untuk tegar dan terus mengangkat wajah dalam menghadapi hidup.
Karena, saat kita jauh dan enggan bangun hidu akan terus berjalan dan meninggalkan kita. Karena itu kita juga harus bangun dan mengejar hidup yang meninggalkan kita...
Teingat untuk menuliskan tentang ini saat menonton ulang dorama jepang 14 Sai No Haha (14 years old mother). Ada dialog dari sang pemeran utama yang menusuk hati saat itu.
I understand for the first time. That being born, being able to breath, and being able to run around is a wonderful miracle...
Aku merasa bahwa aku harus bersyukur sudah bisa menjalani hidup yang seperti sekarang ini. Jangan terlalu berlarut-larut atau menyesal saat patah hati juga salah satu cara untuk menghargai hidup yang kujalani
I'll be strong for myself...
picture taken from here
yup. emang sakit banget. aku pernah ngerasain duluu.bertahun yg lalu tapi dg berjalannya wkt akhirnya benar2 lupa. stay strong, sis..semua akan berakhir...