Tidak Ada Pekerjaan Yang Memalukan
Di goreskan oleh Yunna , Senin, 24 Januari 2011 17.28
Tadi dari pagi sampai siang, aku menghabiskan waktu di bengkel untuk servis rutin motorku. Seringkali tiap melihat orang-orang yang bekerja di bengkel aku berpikir bagaimana mereka bisa betah bekerja di tengah kebisingan kendaraan.
Tiap kali elihat pekerjaan-pekerjaan lain aku juga sering berpikir, apa mereka tidak capek, apa mereka tidak bosan dan segala jenis pertanyaan yang lain.
Beberapa minggu yang lalu, aku menonton acara Bukan Jalan-Jalan Biasa di tvone. Bintang tamunya saat itu adalah Rin Sakuragi, seorang bintang film dewasa di Jepang. Jujur, aku terkesan waktu menonton wawancara itu. Tidak pernah terlintas di benakku seorang bintang film dewasa bisa menjawab dengan begitu bijaksananya.
Pekerjaan apa pun menurutnya sama saja. Dan selama ia bisa menikmati pekerjaan itu, dia tidak akan mempedulikan omongan buruk orang tentang dirinya. Karena ia mencintai pekerjaan itu.
Kalau kita berkiblat pada orang Jepang, mungkin yang namanya pengangguran di Indonesia bisa berkurang.
Dari yang aku tahu, orang Jepang menikmati apa pun pekerjaa yang mereka jalani. Tidak ada rasa malu atau pun takut di cemooh orang. Karena bagi mereka semua pekerjaan sama saja. Dan tiap pekerjaan punya tanggunga jawab sendiri dalam kehidupan manusia. Tidak ada pekerjaan yang memalukan selama kita bekerja dengan segenap kemampuan kita dan itu berguna bagi orang lain.
Sedangkan sebagian besar orang Indonesia lebih mementingkan prestice dari tiap perkerjaan. Mereka bisa membanggakan pekerjaannya kalau itu adalah pekerjaan yang menghasilkan banyak uang.
Tidak pernah ada orang yang bercita-cita menjadi petani atau neleyan. Tidak ada orang yang pernah bercita-cita menjadi tukang sampah dan petugas kebersihan. Yang ada orang-orang akan memilih menjadi pejabat atau pengusaha yang memiiki banyak uang.
Walau kita semua tahu, pejabat pun sesungguhnya lebih tergila-gila pada uang dan segala kemewahan yang mereka peroleh. Jarang di antara mereka yang peduli atau menikmati pekerjaan yang mereka lakukan dengan sepenuh hati.
Pada akhirnya mereka terjebak hutang atau terlibat korupsi karena jatuh cinta pada uang.
Sukses dalam pekerjaan di mata orang Indonesia adalah saat kita bisa menghasilakan uang yang banyak, rumah bagus, mobil mahal dan segala jenis kemewahan lainnya. Tapi menurutku itu bukanlah sebuah kesuksesan.
Menurutku sukses itu saat kita bisa menjalani hidup seperti apa yang kita inginkan. Tanpa ada beban. Dan kita bisa dengan bangga menerima diri kita sendiri, apa pun yang kita lakukan. Apa pun yang kita kerjakan.
Dan selama kita bisa, kita juga harus memberi penghasilan pada orang lain. Bukan apa-apa, aku hanya berpikir untuk membuat diri kita berguna bagi orang lain. Misalnya membeli gado-gado di pasar, membeli makanan dari pedagang kaki lima dan mencoba tersenyum dan memberi dukungan bagi petugas kebersihan atau polisi yang kita temui di jalan.
Uang bukanlah segalanya. Apa gunanya uang jika hati kita dalam kemurungan dan kesedihan karena tekanan?
Catatan Yunna:
Ini adalah catatan keprihatinan tentang pola pikir orang-orang kita tentang pekerjaan. Aku ingin menekankan, tidak ada pekerjaan yang memalukan. Tiap pekerjaan dan tiap insan manusia memiliki tanggung jawab sendiri dalam kehidupan.
Apa jadinya kita tanpa petani yang menanam padi dan bahan makanan lain?
Apa jadinya kita tanpa petugas kebersihan yang menyapu jalanan pagi?
Apa jadinya kita tanpa nelayan yang menangkap ikan di laut?
Pertamax..
Salam kenal Sist..
Nice Post in Nice Blog..
Memang benar bahwa indonesia terlalu memilih2 dalam menilai pekerjaan. mungkin emang dari segi kultur yg sudah berjalan berpuluh2 tahun.
Maen2 ke blog butut saya sist.
Chalief