Because Rain
Di goreskan oleh Yunna , Rabu, 08 Desember 2010 17.08
Hujan selalu mengingatkanku pada dirimu.
Tiap titik air di angkasa yqng jatuh ke telapakku membawa tiap jengkal kenangan yang sudah lama kuhapus dari ingatan.
Rindu?
Tidak. Aku berusaha melepas rasa itu. Aku tak ingin mengulangnya. Aku tak bisa.
Aku ingin matahari muncul dari balik hujan. Menghentikan hujan dan menguapkan titik titiknya.
Saat langit cerah, itulah saatnya aku tersenyum lagi pada dunia.
Tiap titik air di angkasa yqng jatuh ke telapakku membawa tiap jengkal kenangan yang sudah lama kuhapus dari ingatan.
Rindu?
Tidak. Aku berusaha melepas rasa itu. Aku tak ingin mengulangnya. Aku tak bisa.
Aku ingin matahari muncul dari balik hujan. Menghentikan hujan dan menguapkan titik titiknya.
Saat langit cerah, itulah saatnya aku tersenyum lagi pada dunia.
Hujan lagi.
Gara-gara cuaca yang sering berubah-ubah tak jelas ini ada banyak rencana yang terpaksa harus batal. Dan itu menyebalkan. Belum lagi beberapa dosen yang seenaknya membatalkan kuliah hanya karena hari hujan dan tak mau berbasah-basah ria.
Menyebalkan.
Moodku juga dengan terpaksa jadi lebih buruk daripada biasanya. Seorang temanku bilang kalau akhir-akhir ini aku lebih sering manyun. Dan katanya porsi makanku berlipat dari biasanya. Haaa... Jadi malu kalau dikomentari soal porsi makan begitu.
Temanku yang satu ini memang sepertinya perhatian dan hafal semua kebiasaanku. Sebut saja dia A.
Yah, wajar saja sih... Walau baru berteman sekitar 4 bulan tapi intensitas pertemuan kami itu padat. Aku sering bertemu dengannya di mana saja dan kapan saja.
Di kampus, sering makan di tempat yang sama, les di LIA pada hari dan jam yang sama, bahkan jadwal ke bengkel pun sama. Hahaha... Aku jadi heran sendiri.
Dia juga tak pernah sekalipun memanggilku dengan nama. Aku punya banyak nama julukan darinya. Mulai dari Bos, chef, sampai yang paling sering digunakannya memanggilku itu Neng...
Baru kali ini aku jadi berteman dekat dengan seseorang karena berbagai kebetulan seperti itu. Rasanya jadi seperti cerita komik...
Ganti topik.
Sekarang aku lagi benar-benar suka makan makaroni tasik yang pedasnya sampai bisa membuat perut berkontraksi parah. Beberapa orang sampai heran kalau melihatku makan makroni itu. Katanya aku orang pertama yang sanggup menghabiskan 5 bungkus tanpa sakit perut.
Kalau dugaanku sih, perutku sudah kebal dengan rasa pedasnya. Jadi aku tak pernah punya masalah makan sampai berapa bungkuspun.
Aku juga suka makan takoyaki yang dijual di depan Indomaret dekat kampus. Sampai aku kenal dengan penjualnya saking seringnya membeli. Dan kadang-kadang diberi bonus juga kalau beli banyak...
Apa lagi ya....
Hujan masih turun. Aku jadi ingin makan takoyaki.............
Catatan Yunna:
A adalah orang pertama yang bisa membuatku bercerita tentang banyak hal. Padahal saat itu kami belum dekat. Ngobrol pun juga karena sama-sama meunggu motor yang di servis di bengkel.
Waktu itu kami ngobrol hampir tiga jam di bengkel. Dan tanpa sadar aku cerita semua hal tentang diriku pada A. Aneh. Padahal biasanya aku jarang seterbuka itu pada orang yang baru aku kenal.
Always remember to be happy.
Because you never know who's falling in love with your smile.
Picture taken from here
Hai... senang bisa mampir lagi disini. Banyak cerita tentangmu yg masih aku ingat.
Apakah masih jalan dg dia yg sering kau ceritakan dulu ?
Apakah jadi kuliah di Yogyakarta ?
Duh, banyak hal tentangmu yg terlewatkan olehku rupanya....