Dia dan Hatiku
Di goreskan oleh Yunna , Selasa, 14 Desember 2010 08.31
Aku tidak tahu harus kagum atau malah kecewa saat mendengar kata-katanya itu. Ada bagian di dalam hatiku yang terasa sakit. Tapi juga kagum.
Sekarang ini, kau tidak akan pernah bisa menemukan cowok seperti dia. Cowok yang bahkan tidak mau memikirkan soal pacaran.
Orang yang lebih memilih menyukai seseorang dari jauh tanpa pernah mau mengungkapkannnya.
Tapi aku tahu dia selalu ada untuk orang yang disayanginya. Selalu menjaganya.
Aku tahu. Mungkin aku jatuh cinta saat itu. Dan detik itu, saat dia tersenyum padaku, aku tahu dia sudah mengisi hatiku.
Aku tahu itu.
Ini adalah pagi yang melelahkan.
Aku bangun pagi dengan badan pegal dan kepala berat. Mungkin akibat dari perbuatanku juga. Kemarin aku pulang kuliah magrib, dan malamnya aku begadang untuk menonton film. Jadi akibatnya begini. Pusing.
Yah, kita lewati saja bagian itu.
Sekarang aku mau cerita tentang teman SMAku. Sebut saja namanya Putra. Kami memang sempat dekat saat kelas 3 SMA, tapi itu cerita lama. Sekarang cuma jadi teman biasa. Aku sendiri ingin cerita tentang dia karena kagum pada sifat cueknya yang kadang-kadang keterlaluan itu.
Putra itu sepertinya dilahirkan untuk punya banyak penggemar. Soal wajah dan penampilan tak usah ditanya. Selain itu dia juga punya band yang memang sudah terkenal di Purwokerto. Yang suka padanya pun banyak.
Tapi sayangnya dia sama sekali tak pernah mau punya pacar. Dan biasanya cewek-cewek nekat yang coba mendekatinya akan menyerah karena sifat Putra yang terlalu cuek dengan cewek.
Dia memang cuek. Tapi kalau sudah dekat dengan seseorang, dia bisa berubah jadi kepribadian lain yang hangat dan menyenangkan. Dia juga tipe orang yang menutup diri, kecuali pada orang-orang terdekatnya.
Menurut pengakuan teman dekatnya, belum pernah ada cewek yang bisa dekat dengannya. Dan katanya, aku adalah orang pertama yang bisa membuat Putra mengeluarkan sisi dirinya yang lain. Dia juga tak pernah menyapa lawan jenis kalau tidak dibutuhkan. Dan dia selalu menyapaku. Lengkap dengan senyum.
Aku sendiri sama sekali tak sadar. Aku memang pernah dekat dengannya. Tapi itupun karena situasi yang mengharuskannya. dan sempat tersebar gosip kalau ada apa-apa di antara kami.
Dan waktu itu aku juga sempat suka padanya. Bukan hanya karena soal fisik, tapi karena dia bisa membuatku nyaman dan lepas saat bersamanya. Dan harus kuakui juga, ini salah satu penyebab aku dan Wisnu putus.
Pernah suatu kali di tiba-tiba bilang padaku,
"Aku nggak pengen pacaran. Tapi kalau aku udah lulus nanti, dan aku udah punya kerjaan yang jelas, aku bakal langsung datenga kerumah cewek yang aku suka. Terus aku lamar dan lengsung nikah aja."
Ada banyak sisi dari dirinya yang bisa membuatku kagum. Namun sekalugus bertanya-tanya karena ada begitu banyak juga sisi misterius dari dirinya yang belum aku ketahui. Dia memang cuek. Tapi dia selalu ada kalau aku membutuhkan. Dia juga selalu muncul di saat-saat aku membutuhkan tempat untuk bersandar. Dia selalu ada di sisiku.
Aku pernah menulis cerita untuknya. Mungkin lain kali akan kupost di sini. Aku juga pernah meminta padanya untuk memainkan lagu dari Avenged Sevenfold, Dear God.
Menurut kalian dia benar-benar memainkan lagu itu atau nggak?
Catatan Yunna:
Aku memang pernah suka padanya. Dan suatu hari nanti aku berharap akan ada kesempatan untuk menngungkapkan isi hatiku itu.
Tapi aku tidak akan berharap banyak atau berharap yang apa-apa. Aku hanya ingin dia tahu apa yang aku rasakan. Apa yang aku pikirkan. Walau sebenarnya aku yakin dia tahu. Dia itu bisa membaca pikiranku seperti membaca sebuah buku. Tapi aku selalu berharap bisa mengatakannya dengan mulutku sendiri.
If you loved someone, you couldn’t let lies come between you. No matter what happened - even if you’d already lost each other forever - you owed each other the truth. |
Picture taken from here
Hmmmh, masih berharap dia datang dan melamarmu, yun..? :D
"Aku sudah punya pekerjaan tetap. Sekarang aku datang padamu dan ingin melamarmu. Maukah kamu menjadi pendampingku?"
:D:D:D