Pilih Apa?
Di goreskan oleh Yunna , Minggu, 26 Desember 2010 18.40
Aku mengurung diri seharian dirumah. Kedua orang tuaku pergi, entah ke mana. Dan aku yang sama sekali tidak ingin pergi ke manapun akhirnya pasrah jadi penunggu rumah hari ini. Menghabiskan waktu seharian dengan sendirian itu bukan hal yang menyenangkan. Apalagi jika kau punya beban harus belajar untuk ujian esok hari.
Pusing?
Sudah pasti. Jangan pernah tanyakan itu lagi.
Dan kemarin, temanku A datang kerumah dengan alasan meminjam catatan. Aku yang kemarin juga kebetulan sedang dirumah sih menerima kedatangannya dengan tangan terbuka. Tapi saat dia datang, ada hal yang tidak di duga-duga terjadi.
A datang kurang lebih jam 4 sore. Saat itu orang tuaku sedang tidak ada dirumah, jadi aku sama sekali tidak mengijinkannya masuk. Dan akhirnya dia duduk diteras sambil memilah-milah catatanku. Aku diam sambil melihatnya, sama sekali tak tertarik untuk bicara. Tapi tiba-tiba A mendongak, balas melihatku.
Aku yang heran akhirnya buka suara. "Kenapa? Nggak usah liatin gitu. Ini bukan pertama kali kan kamu liat aku nggak pake kerudung?"
A tersenyum sambil menutup buku catatanku. "Tapi tetep aja kaget ngeliatnya."
"Sebenernya aku pengen laporan kalo aku putus sama cewekku."
Sekali lagi aku heran. "Terus? Apa hubungannya sama aku?"
A mengangkat bahu, kemudian berdiri sambil membawa buku catatanku. "Kali aja kamu mau gantiin tempatnya. Daripada sama yang lain mending sama kamu, La. Seenggaknya aku berharap kayak gitu."
Kali ini aku diam. Sama sekali tidak bisa berpikir untuk menjawab kata-kata A tadi.
"Aku nggak bermaksud maksa. Aku cuma pengen ngomong apa yang pengen aku omongin. Aku pinjem catatanmu, aku balikin ntar malem."
Dan dia pergi begitu saja.
Saat dia datang lagi malamnya, A tersenyum lebar seperti biasa. Seperti tidak ada apa-apa. Anak itu...
Andai dia tahu betapa kaget dan herannya aku. Aku pada awalnya berharap kalau hubungan kami ini akan tetap menjadi sahabat. Tapi kalau melihat gelagat dan alur yang di bawa A, sepertinnya sulit.
Kenapa sulit sekali bagi perempuan dan laki-laki untuik menjalin hubungan tanpa terkontaminasi oleh percikan cinta?
Sudah beberapa kali mengalami hal yang sama, membuatku jadi lebih waspada pada hal itu sekarang. Terakhir kali, aku putus juga karena hal itu. Aku jatuh cinta pada sahabatku, yang berakhir dengan keputusanku putus dengan Wisnu.
Sekarang, saat aku sedang berusaha menikmati apa yang sedang kujalani, Sahabatku yang lain malah menunjukan gelagat yang tidak aku inginkan.
Ada beberapa alasan kenapa aku ingin menghindari percikan cinta di antara sahabat.
Persahabatan dan percintaan adalah dua hal yang sangat berbeda.
Di dalam persahabatan, aku bisa mendapatkan perasaan seperti 'feel like home'. Lepas dan bisa melakukan apapun tanpa merasa takut atau malu.
Sedangkan cinta, adalah saat dimana aku bisa merasa sangat bebas untuk menyayangi seseorang. Di mana aku bisa menjadi diri sendiri saat mencintai orang itu.
Apakah saat kau merasa sangat nyaman bersama sahabatmu, itu bisa di artikan sebagai cinta?
Catatan Yunna:
Karena itu sekarang aku sedang gelisah. Berharap kalau apa yang dikatakan A kemarin hanya mimpi atau bualan semata. Dia sahabatku, dan aku berharap kami akan seperti ini terus.
Aku berharap dia menarik apa yang dikatakannya padaku...
Picture taken from here
Iya, memang susah ya. Padahal dalam banyak hal lebih enak bersahabat sama cowok daripada cewek loh. Tapi ya itu, kalo gak terjadi percikan cinta, diomongin orang atau dicemburuin orang. *sigh...*