Cerita Reuni

Di goreskan oleh Yunna , Senin, 13 Agustus 2012 20.49

Seperti yang sudah aku janjikan. Aku akan ceritakan tentang reuni SD duuah hari yang lalu.

Aku datang agak terlambat. Acaranya sendiri dimulai jam 5 sore di kafe B yang terletak di kawasan kampus. Waktu aku datang, hampir semua yang di undang sudah datang. Oya, yang kemarin bisa hadir cuma ada 20 orang, sebagian lagi belum kembali ke Purwokerto. Tapi untungnya semua berjalan lancar dan menyenangkan.

Kami menghabiskan waktu dengan mengobrol dan mengingat masa-masa SD dulu. Setelah makan, kami juga menyempatkan diri berkunjung kerumah salah satu wali kelas kami dulu. Beliau menyambut kami dengan senyuman dan pelukan hangat, tak ketinggalan pula sepasang mata yang berkaca-kaca karena terharu.

Kurang lebih sekitar jam 8 kami pamit, sebagian anak memilih pamit dan pulang. Dan sebagian lagi, termasuk aku, masih ingin mengobrol lebih lama lagi. Jadilah akhirnya sepuluh orang yang tersisa memutuskan untuk pergi ke taman kota Purwokerto untuk mengobrol.

Kami berjalan berputar-putar taman sambil berfoto dan sesekali berhenti untuk membeli cemilan atau minuman. Aku jatuh tersandung sampai tiga kali waktu berjalan-jalan. Yang pertama di tabrak anak kecil yang naik sepeda, yang kedua terpeleset dari tangga, yang ketiga jatuh waktu turun dari mainan kayu yang ada di sana. Haah...

Tapi teman-temanku tertawa dan berkomentar, katanya aku sama sekali tidak berubah. Masih tetap ceroboh dan sering jatuh karena kakiku terlalu pendek. Aku memang pendek. Tinggi badanku belum berubah sama sekali semenjak aku lulus SMP. Tapi menurutku itu tidak ada hubungannya dengan kebiasaanku yang sering tersandung dan jatuh kan?

Kami berpisah jam 11 malam waktu taman tutup dan berjanji akan berkumpul lagi kalau ada waktu.

Tapi yang paling mengejutkan, hari minggu kemarin aku mendapat empat email masuk dari orang yang sama. Isinya attachment berisi foto-foto candidku selama acara reuni sampai jalan-jalan di taman itu. Bahkan foto saat aku jatuh atau saat aku naik ke mobil dan melambaikan tangan pada yang lain waktu pulang juga ada.

Email-email itu dikirim oleh Agung, orang yang dulu pernah jadi cinta pertamaku. Memang kemarin hanya dia yang membawa DSLR dan menjadi fotografer untuk kami semua. Di akhir email dia menulis,

For you,
Sebagai permintaan maaf atas semua kesalahan di masa lalu. Jangan anggap ini rayuan atau gombalan. This is a present. Do you like it?

Catatan Yunna:
That was a good day. A lot of surprises and happiness. Aku harap kalian semua juga mengalami hari yang menyenangkan.
Have a nice day!
^^

Reuni

Di goreskan oleh Yunna , Jumat, 10 Agustus 2012 21.13


Bulan ini sepertinya akan menjadi bulan penuh pertemuan dan kejutan.

Untuk pertama kalinya sejak bertahun-tahun, rencananya kami akan mengadakan reuni SD.

Aku masih bingung mau datang atau tidak. Di hari yang sama, rencananya teman-teman SMAku berencana mengadakan buka puasa bersama. Dan temanku, Putra sudah berpesan jauh-jauh hari kalau aku harus datang apa pun yang terjadi. Waktu aku bertanya kenapa, dia menjawab dengan wajah kesal.

"Harus dateng."

Aku belum memutuskan akan pergi ke acara yang mana. Tapi jauh di dalam lubuk hati, aku lebih ingin pergi ke acara reuni SD. Sahabat kecilku, Bintang bilang bahwa dia lebih memilih untuk datang ke reuni SD. Berhubung aku sedang agak malas membawa kendaraan sendiri, mungkin aku akan ikut Bintang dan datang ke acara reuni SD itu. Tapi itu berati aku harus mencari alasan untuk membatalkan kedatanganku di buka bersama SMA. Semoga saja Putra mengerti.

Ada orang-orang yang ingin aku temui di reuni SD itu, termasuk cinta pertamaku dulu. I will tell you later.

Catatan Yunna:
Semoga reuninya berjalan dengan baik...

Apa Yang Salah?

Di goreskan oleh Yunna , Selasa, 07 Agustus 2012 09.28

Pernah merasakan jadi yang terpinggirkan?
Aku tahu rasanya.

Ironis.

Aku adalah cucu perempuan terkecil di keluarga besar bapakku. Posisi yang biasanya akan di isi dengan penuh kemanjaan dan berbagai hadiah yang akan dengan senang hati diberikan oleh nenek dan kakekmu. Tapi aku belum pernah merasakan itu selama hampir 20 tahun hidupku.

Entah untuk alasan apa, kadang aku merasa baik kakek dan nenekku menganggap aku hanya angin lalu. Terserah kalau ada yang mau menganggap itu berlebihan, tapi itu kenyataan yang aku rasakan. Hampir tidak pernah menerima ucapan selamat ulang tahun langsung dari bibir mereka, tidak pernah menerima pelukan mereka, tidak pernah pula mendapat perhatian penuh dari mereka.

Apalagi setelah dua tahun lalu lahir sepupu laki-laki yang terkecil. Setiap detik obrolan hanya akan membahas sepupuku.

Aku sayang mereka. Tapi aku juga tidak bisa bohong kalau kadang aku sakit hati dan iri.
Seperti kemarin.

Aku pergi untuk mencari baju gamis yang rencananya akan diberikan kepada nenekku sebagai hadiah lebaran. Setelah berputar-putar agak lama, akhirnya atas saran dari pramuniaga di toko yang aku kunjungi aku memutuskan membeli yang berwarna putih dengan motif bordir warna-warni. Yang ada di pikiranku, warna putih cocok untuk hari raya Idul Fitri. Berkesan bersih.

Tapi saat kubawa reaksi yang kudapat tidak sepadan.
Beliau bahkan belum sempat mengeluarkan gamisnya dari pembungkus plastiknya waktu marah padaku. Wajahnya tanpa senyum.

"Eyang enggak mau warna putih. Enggak suka yang ini. Tuker sama yang lain aja."

Dan mengembalikan bajunya ke tanganku. Rasanya campur aduk. Kalau pun seandainya tidak mau warna putih setidaknya nenekku bisa berterima kasih kan?

Tapi tidak. Setelah itu aku dibiarkan di ruang tengah sendirian. Aku kesal dan pamit pulang pada kakekku. Kakak sepupuku sampai mengikutiku keluar karena khawatir sampai ingin menghiburku. Tapi aku terlalu kesal dan sakit hati.

Apa salah memberi gamis warna putih?

Catatan Yunna:
Hari ini aku berencana menukar Gamisnya. Tapi aku sakit kepala, pusing dan capek. Mungkin harus minta tolong kakak sepupuku untuk menjemput. Aku tidak ingin menyetir sendiri. Kemarin, saat pulang dari rumah nenekku aku hampir menabrak motor karena melamun di lampu merah.
Apa ya yang harus aku katakan nanti?

Random Story

Di goreskan oleh Yunna , Jumat, 03 Agustus 2012 09.38

Bulan puasa ini rasanya sepi bagiku.

Ibuku sibuk menyiapkan proposal untuk S3 nya, bapakku sibuk dengan penelitiannya, beberapa saudara dan teman dekatku sibuk dengan urusan masing - masing. Tinggallah aku dengan segudang waktu kosong yang bingung harus di isi dengan apa.

Ada yang punya ide?

Atau mungkin aku bisa mengisi waktu dengan nonton dvd drama yang dikirim salah seorang temanku dari cirebon. Aku hanya pesan dua judul, dan dikirim olehnya kurang lebih 10 atau 15 judul drama. Kapan aku bisa selesai?

Tapi anggap saja dia teman yang baik, karena dia hanya mencharge aku dengan ongkos kirim plus harga dua dvd yang aku pesan. Yang lain untuk hadiah.

Dan karena hadiah itu, semalam aku begadang nonton dvd. Lupa kalau ini bulan puasa dan harus bangun sahur jam 3 pagi, sedangkan aku baru tidur jam 1 lewat semalam. Jadilah tidur sejenak itu membawa mimpi aneh yang sangat amat terasa nyata.

Tadi malam aku juga sempat bermimpi soal Wisnu, mantan pacarku. Sudah berapa lama ya terakhir aku melihatnya? Satu setengah tahun mungkin. Semoga dia baik - baik saja. Kami kehilangan kontak, atau mungkin lebih tepatnya aku memutus kontak dengannya sekitar awal tahun 2011 lalu. Bukan dengan maksud apa - apa, tapi untuk menenangkan diri dan membangun 'Aku' yang baru.

Rencananya akan ada reuni kecil sebelum lebaran nanti, mungkin aku bisa mulai menjalin silahturahmi lagi dengan Wisnu. Seperti dulu. Berakhirnya sebuah hubungan cinta tidak selamanya harus mengakhiri pertemanan kan?

Catatan Yunna :
Hanya seklumit cerita untuk mengisi pagi yang tenang dan cerah.
Selamat menjalankan ibadah puasa...

Kembali Lagi

Di goreskan oleh Yunna , Rabu, 01 Agustus 2012 12.06

Sudah berapa lamakah?
Setahun?

Lebih mungkin. Setahun belakangan ini aku memang menghilang. Bukannya ingin mengelak atau bicara banyak alasan tentang itu, tapi aku memang tidak punya alasan khusus kenapa aku memilih untuk berhenti menulis di blog untuk sementara. Waktu itu, aku hanyalah remaja 19 tahun yang bosan akan kehidupan dan mencoba lari.

Klasik kan?
Memang.

Tapi setahun terakhir yang kugunakan untuk berdiam diri ini membuatku merasa terlahir sebagai diri yang baru lagi. Melihat banyak hal, mempelajari hal asing, tertawa, menangis, dan tersenyum bersama orang-orang yang aku sayangi. Aku jadi benar-benar sadar. Ternyata hidup itu memang indah kalau kita mau membuka mata dan hati untuk melihatnya.

Aku merasakannya sekarang.
Dan aku menjadi lebih bahagia dan merasa hidup sekarang.

Banyak yang bilang, aku perlahan berubah. Dan aku mengakui bahwa itu memang benar. Kalau mengutip dari kata-kata sahabat kecilku, katanya aku seperti anak burung yang akhirnya mau untuk belajar terbang. Aku tidak pernah menyangkalnya. Karena memang, berubah itu tidak selamanya jadi buruk dan menyedihkan. Berubah itu bisa membuat kita menjadi sosok yang lebih baik lagi. Baik itu untuk diri kita sendiri atau pun untuk orang-orang yang kita sayangi.

Have a Nice Day...

Catatan Yunna:
Aku kembali lagi.
Semoga teman-teman semua belum melupakanku...
^^