Cinta Karena Terbiasa

Di goreskan oleh Yunna , Rabu, 22 Desember 2010 17.30

Aku tak pernah tahu saat aku jatuh cinta.
Aku tak pernah tahu sejak kapan aku tertawan olehnya. 
Sejak kapan terpana oleh senyumannya.
Dan aku tak pernah tahu sejak kapan hatiku di curi olehnya.



Minggu depan sudah masuk ujian semester. Dan sekarang aku disibukkan dengan seabrek tugas yang menunggu untuk diselesaikan. Tapi rasanya malas bukan main...
Tadi saja aku berangkat dalam keadaan pusing. Kepalaku berat dan perutku mual, masuk angin mungkin.

Bisa jadi itu karena kemarin aku mengerjakan tugas sampai malam. Dan perlu dicatat, kemarin malam benar-benar dingin, belum lagi rasa kantuk yang sangat tak tertahankan. Aku sampai nyaris ketiduran saat perjalanan pulang kerumah.

Dan hari ini aku sedang bingung karena tingkah salah satu teman sekelasku.
Tadi siang, aku tidak sengaja bertemu Putra di tempat fotokopian kampus. Dia tersenyum lalu duduk di sebelahku, kemudian kami ngobrol seperti biasanya. Belum begitu lama, teman sekelasku, A datang.
Begitu dia melihat Putra, mukanya yang biasa ceria itu seperti mendadak cemberut. Dia berdiri di dekat kounter fotokopian sambil membelakangiku. Waktu itu sih aku biasa saja, tidak berpikir yang aneh-aneh.

Setelah beberapa menit, A mengirim sms ke Hpku.

Ada dia kamu nglupain aku.

Setelah baca sms dari A itu aku jadi kaget plus bingung. Kenapa lagi anak satu ini...

Aku nggak habis pikir lho, apa sih yang ada di pikiran A. Kami ini nggak ada hubungan apa-apa, dan dia sendiri masih dalam status in relationship. Aku sama sekali menghindari pemikiran bahwa dia cemburu. Selama ini kami memang dekat, tapi itupun karena berbagai kebetulan yang sering mengharuskan aku dan A bertemu atau pergi sama-sama.
Tidak lebih.

Tapi anak-anak di kelas sering menggosipkan kami. Itu mungkin karena A memanggilku dengan nama tengahku, berbeda dengan anak-anak yang lain. Teman dekatku sampai membuat sebuah teori baru tentang cinta.


Cinta itu datang karena terbiasa.

Kalau kupikir-pikir lagi mungkin itu ada benarnya juga.
Putra juga cocok dengan teori itu. Pada awalnya aku sama sekali tak ada perasaan apa-apa padanya. Tapi karena sebuah tugas, aku dan Putra harus bersama hampir setiap hari. Saat aku sudah terbiasa dengan kehadiran Putra, aku sadar aku menyukainya.

Dan Putra sendiri yang awalnya cuek, pada akhirnya dia juga terbiasa dengan kehadiranku. Dia mulai membuka diri dan menunjukkan sisi lain dari dirinya. Hanya saja, aku tidak pernah tahu sampai sekarang. Apakah cinta juga datang padanya? Seperti aku menyukainya. Aku sama sekali tak tahu.
Yang aku tahu dia selalu ada saat aku membutuhkannya. Dan itu sudah cukup untuk saat ini.

Aku sama sekali tidak percaya pada love at first sight, jadi teori tentang cinta yang datang karena terbiasa itu lebih cocok untukku. Seringkali aku tidak sadar kalau aku sudah jatuh cinta atau menyukai seseorang. Aku baru akan sadar pada perasaanku sendiri saat aku sudah merasa nyaman dengan kehadiran orang tersebut.

Yah, cinta memang datang karena terbiasa...

Catatan Yunna:
I love that statment.
Dan mengingat kalimat itu membuatku berpikir berulang kali. Mungkinkah cinta itu juga menghampiri dirinya?

Picture taken from here.

7 Response to "Cinta Karena Terbiasa"

fanny Says:

ada juga memang cinta karna terbiasa tapi ada juga yg enggak. semua tergantung chemistrynya

narti Says:

hmmm...ga bisa komen Yun...
mungkin nanti juga akan berubah lagi
*loh?*

sda Says:

aku suka gambarnya...besok ikut-ikutan ah kalau lagi main pasir... :)

Rahman Raden Says:

sebagai cowok q cuma bisa bilng good luck

imelda Says:

aku juga tidak percaya "Cinta pada pandangan pertama" :)

EM

catatan kecilku Says:

Sama dong.. aku bahkan termasuk orang yg sulit utk jatuh cinta. Tapi begitu aku jatuh cinta maka itu akan sangat kuat hadir dalam diriku.

the other Says:

Pengen tahu nih bagaimana kelanjutan cerita tentang si Putra nantinya... hahaha